Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan


Siapa yang menyangka, jalan hidup Hanif Wicaksono, ASN BKKBN di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan akan berubah 180 derajat?


Sebelumnya, Hanif yang berasal dari Blitar berprofesi sebagai guru di Malang. Ketika mertuanya wafat, ia memboyong keluarga kecilnya untuk tinggal di Kandangan, Kalsel kampung halaman istrinya.


Tak disangka, ia betah di Kandangan. Seperti kembali ke kampung halaman sendiri. Banyak hal baru ditemuinya dan membuat Hanif harus beradaptasi. Mulai dari bahasa yang berbeda, adat istiadat, budaya dan yang paling membuatnya terpesona adalah buah-buahan Kalimantan!


Baca Juga: KBA Alue Naga Aceh


Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan


Ia takjub saat pertama kali tiba di Kalimantan tahun 2011. Begitu banyak buah-buahan yang belum pernah dilihatnya di pulau Jawa!


Coba lihat, ada yang namanya buah lahung, buah durian yang kulitnya merah, ada buah limpasu mirip buah mangga tapi bentuknya lebih kecil dan rasanya masam seperti kedondong! Pernah mencicipi buah kacai? Buah berduri dan berkulit kuning yang rasanya mirip labu. Unik sekali!


Sayangnya, tak banyak penduduk desanya yang tahu seperti apa bentuk pohon buah-buahan itu. Ya, asalnya memang dari hutan di pedalaman. Hanif pun punya kegemaran baru, seizin istrinya setiap hari Sabtu atau Minggu ia akan menjelajahi hutan. Ia begitu takjub dengan banyaknya pohon dan tanaman yang baru ia lihat dan tak ada di Jawa! 


"Oh, ini pohon lahung, itu pohon buah kucai!" 


Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan

Hanif kegirangan begitu menemukan pohon buah-buahan yang sudah dicicipinya di pasar. Bahkan, banyak buah-buahan yang tak dijual bebas. Amboi, begitu kaya alam Kalimantan ini! Keren sekali! Hanif prihatin karena masyarakat desanya tak begitu kenal buah-buahan hutan yang ia bawa. 

"Kok bisa ya penduduk asli tak mengenal kekayaan alam mereka? Sayang sekali!" 


Lelaki berlatar belakang pendidikan Komunikasi ini semakin tertarik dengan buah-buahan langka Kalimantan. 

Timbul juga kekhawatiran buah-buahan unik kelak akan langka karena hutan semakin berkurang. Bagaimana kalau kelak buah-buahan ini punah dan anak cucunya tak ada yang tahu buah-buahan ini? 

 

Petualangan Hanif Dimulai 


Hanif mulai bergerak. Ia mengumpulkan informasi tentang buah-buahan yang ditemukannya saat menjelajah hutan. 


Awalnya, hanya untuk koleksi pribadi saja. Jika menemukan sebuah pohon yang baru ia lihat, Hanif akan mengumpulkan informasi dari warga. 

Ia lalu memotret pohon dan buahnya untuk dijadikan bahan diskusi dengan para ahli tanaman dan pecinta tanaman di grup yang diikutinya di media sosial.


Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan


Hanif makin tertarik dengan dunia pertanian. Ayah tiga anak ini berusaha Hanif juga menambah pengetahuan dengan membaca berbagai buku, majalah dan literatur bidang pertanian khususnya buah-buahan. Ia bahkan menghubungi Herbarium Online Internasional untuk berdiskusi.

Hanif bertualang di hutan untuk menemukan berbagai jenis pohon buah langka.  Bahagia rasanya. Ia punya pengalaman tak terlupakan ketika blusukan ke hutan sendirian. Ia keasyikan blusukan dan akhirnya tersesat. Hanif tak bisa pulang ke rumah dan kelaparan di tengah hutan. 

Saking laparnya, ia nekat memakan buah asing yang ia temukan. Kenekatan itu membawa kemalangan. Buah itu ternyata beracun dan lidahnya mati rasa tiga hari! Hiyy. 


Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan

Ingat, jika kamu berada di Kalimantan dan tersesat di hutan patokannya adalah sungai. Hanif berusaha mencari sungai. Ada sungai, berarti ada perkampungan penduduk. Akhirnya, ia bisa pulang! 

Hingga kini, Hanif telah menjelajahi hutan di enam kabupaten di Kalsel. Ia jadi punya banyak teman dari penjelajahan itu. 


Mendirikan Tunas Meratus


Saat bekerja sebagai petugas penyuluhan KB, Hanif harus mengunjungi warga di banyak tempat. Saat bertugas di Marajai, ia pun menjelajahi hutannya.


Di sana, ia menemukan 40 jenis buah yang berbeda dalam satu kawasan yang hanya seluas 100 meter persegi. Alangkah beragamnya ya. Sayangnya, tak semua buah itu banyak pohonnya. Ada yang tersisa satu dua batang saja. Bagaimana kalau sampai punah?

Hanif pun mendirikan Kelompok Usaha Tunas Meratus di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan biaya sendiri. 


Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan

Ia mengajak anak muda dan warga masyarakat berpartisipasi dalam program Tunas Meratus yang kegiatannya adalah konservasi, mendokumentasikan serta membudidayakan buah-buahan di hutan Kalimantan.

Kegiatan menjelajah dan mendokumentasikan pohon tak lagi sekadar untuk kepuasan pribadi, tapi ada tujuan yang lebih mulia untuk melestarikan kekayaan alam Kalimantan berupa buah-buahan ini. 


Kini, ia dan anggotanya akan mengumpulkan biji atau tunas dari pohon buah yang mereka temukan di hutan. Selain untuk observasi, biji itu akan mereka budidayakan. 


Hanif tak punya bekal pendidikan pertanian secara formal. Ia mempelajarinya otodidak. Banyak membaca buku, berdiskusi dengan ahli tanaman dan tentu saja mempraktikkan langsung membudidayakan tanaman buah-buahan. 

Ia dan anggota Tunas Meratus rutin memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya pelestarian tumbuhan demi masa depan anak cucu kita. 


Buah Kasturi, Buah Endemik Kalsel 


Salah satu buah-buahan yang berhasil mereka budidayakan adalah buah kasturi, salah satu spesies buah mangga asli Kalsel, tumbuhan endemik kalimantan. 


Mangifera Casturi nama latinnya. Pohonnya bisa mencapai 25 meter dan besar seperti pohon beringin. Pohon ini baru berbuah setelah berusia 14 tahun. Buahnya lebih kecil daripada mangga pada umumnya dan rasanya manis.

Sayangnya, buah kasturi ini telah masuk daftar IUCN Red List dari International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai buah yang hampir punah di habitat aslinya. 


Hanif memulai pembibitan kasturi dengan mencangkok, ada juga dengan menanam bijinya. Salah satu jenis buah kasturi yang khas ini bahkan dikembangkan di California. Tapi, di tempat asalnya sendiri tak ada yang berminat menanamnya.


Baca Juga: Slamet Menganyam Eceng Gondok


Hanif berhasil membudidayakan ratusan pohon kasturi. Hingga kini, ia telah membudidayakan sekitar 170 jenis buah dari seluruh Pulau Kalimantan. Sebut saja buah mundar, jumanjing, mahrawin, kerantungan, silulung, hingga berbagai spesies rambutan dan durian langka. Ada yang pernah kalian dengar namanya?


Menulis Buku Untuk Hutan Indonesia


Hanif terus berupaya membudidayakan berbagai jenis tanaman. Tak terasa, catatan pribadinya tentang buah-buahan khas Borneo ini terkumpul banyak. Apa yang harus dilakukannya agar banyak orang mengenal buah-buahan Kalimantan? 


Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan

Tak disangka, mimpinya terwujud. Mentor yang ia hormati, Dr. Reza Tirtawinata mengajaknya berkolaborasi menulis buku tentang buah-buahan langka Kalimantan.

Mereka berhasil menerbitkan buku berharga yang berjudul 'Potret Buah Nusantara Masa Kini tahun 2016. 

Buku setebal 200 halaman memuat sekitar 170 jenis buah dan tanaman langka Kalimantan. Sumbangan yang berharga untuk mendokumentasikan kekayaan hutan Indonesia. Ia juga memiliki naskah 6 buku tentang buah langka Kalsel yang sedang ia jajaki penerbitnya.


Terus Menanam, Terus Menebar Cinta 


Hanif berusaha menanam pohon sebanyak-banyaknya. Jika ada yang mau mengadopsi bibitnya, ia memberikannya dengan senang hati. Ia tidak menjual bibitnya. Hanif mempersilakan orang-orang yang berminat agar datang langsung ke Tunas Meratus. Hingga kini, sudah ribuan bibit yang dibagikan. Biasanya bibit-bibit ini diambil oleh yayasan, Kebun Raya Balangan dan warga masyarakat yang tertarik. Permintaan bibit buah ini bahkan datang dari luar negeri! 


Hanif Wicaksono, Pahlawan Pelestari Buah-buahan Langka Khas Kalimantan

Ia yakin, selama orang terus menanam maka buah-buahan itu takkan punah. Kerja keras Hanif melestarikan kekayaan alam Kalimantan ini diganjar Penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia tahun 2019. Ia juga meraih penghargaan Satu Indonesia Award dari Astra.

Suami Dewi Ratna Hasanah ini berhasil meraih penghargaan Satu Indonesia Award Bidang Lingkungan pada tahun 2018. 


Penghargaan Satu Indonesia Award adalah amanah besar untuk Hanif. Mimpinya belum usai. Ia terus berjuang mengenalkan buah-buahan Borneo pada masyarakat dan menimbulkan kecintaan mereka untuk melestarikannya. 

Saat ini, ia dan teman-teman Tunas Meratus membuat kebun induk-Arboretum untuk tanaman Kalimantan terutama buah. Kebun induk-arboretum ini selain  menyimpan plasma nutfah juga sebagai sumber edukasi maupun penelitian bagi masyarakat dan akademisi untuk lebih mengenal dan mendalami keragaman tanaman edible Kalimantan.

Prinsip Hanif, marilah terus berbuat dan bermanfaat, sekecil apapun perbuatan yang bermanfaat akan lebih baik dari seribu angan,  patut kita tiru dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari.



Sumber Foto: Instagram Tunas Meratus



 

















 



Posting Komentar

14 Komentar

  1. Mbak Dedew, ini aku sama mas Hanif masih satu negara, satu Indonesia tapi nggak ada semua dari buah-buahan di atas itu yang pernah aku coba. Hiks. Kalau buah lalung itu aku pernah lihat di sosmed. Tapi gak nyangka kalau ukurannya kecil.

    Lebih "takjub" lagi pas lihat durian sekepalan tangan itu. Ntah rasanya sama atau nggak dengan durian yang biasa aku makan. Trus sempat pula kepikiran aku, "bisa dibikin tempoyak nggak ya?" hahahaha.

    Semoga nanti bisa main ke Kalimantan. Mau ke pasar tradisionalnya. Ngobrol sama penjual dan cobain semua buah-buahan yang belom pernah aku coba sebelumnya ^^

    BalasHapus
  2. Sering dengar frasa 'wangi kasturi' ternyata kasturi adalah nama buah😄. Hebat sekali kekayaan alam Indonesia, jadi pengen nyicip langsung buah2 langka Kalimantan itu. Hebat ya beliau juga berhasil menanam buah yg langka sehingga tidak punah.

    BalasHapus
  3. aku belum pernah nemuin semua buah2an itu selama tinggal di banjarmasih,,,duhhh
    bisa nanti berarti mengunjungi tunas meratus atau kebun raya belanga biar makin melek buah2an khas kalsel :)

    BalasHapus
  4. Aisssh, membaca semua tulisan ini bikin aku merinding. Sebegitu besarnya ya potensi agraria di negara ini. Sayangnya, memang kurang dimaksimalkan dari sisi budidaya, promosi dan distribusi. Andaikan bisa didukung penuh oleh pemerintah, mungkin pada akhirnya nanti buah-buah langka nan unik ini bisa kita temui di berbagai supermarket modern di masa mendatang.

    Amiiiin dari lubuk hari terdalam.

    BalasHapus
  5. 40 jenis buah hanya dalam 100 meter persegi? Banyak banget ya ampun. Jadi penasaran buah apa aja ya yang ada di sana. Sebagai pecinta buah rasanya pingin nyobain semuanya huhu

    BalasHapus
  6. Belum pernah mencicipi buah bindang. Keren ya Bapaknya, gigih dan terus memberikan aksi nyata untuk melestarikan tanaman-tanaman terutama buah-buahan yang ada di pulau Kalimantan.

    BalasHapus
  7. emang ada beberapa buah yang dulu waktu kecil aku ada makan tapi sekarang udah jarang bahkan susah ditemui, Ini beneran angin segar buat anak cucu kelak yang tentunya bisa menikmati buah yang sama kelak. Lanjutkan terus dan mari dukung perjuangannya

    BalasHapus
  8. Saluuuut. Ada yg masih mau bersusah payah menanam bahkan sampai mendokumentasikan buah2 langka kalimantan. Kemarin itu aku baru aja nonton YT Orang Korea yg mana dia mencicipi banyaaak buah unik kalimantan. Aku aja ga pernah tahu buah2nya.

    Jadi tahu kalo buah indonesia itu memang buanyaak bgt jenisnya. Ditambah apa yg dilakukan mas Hanif ini, pasti sangat membantu utk melestarikan buah2 yg hampir punah. Pengen banget bisa cicipin durian sekecil tangan. Dan beberapa buah lainnya 😍

    BalasHapus
  9. Mas Hanif memang pantas mendapatkan penghargaan. Keuletan dan kecintaannya pada pohon terutama yg hampir punah atau pohon/buah yg langkah tak.cukup hanya dapat penghargaan.
    Beruntunglah ada buku yg baik.sidah terbit maupun yg akan terbit karena iti adalah warisan yg tak.ternilai.

    BalasHapus
  10. Keren banget ini Mas Hanif ya. Dari buah-buahan yang disebut di atas, gak satu pun lho yang aku tahu dan pernah aku lihat. Beneran buah langka ya. Kudu banget ada yang melestarikan kayak Mas Hanif ini. Biar selalu ada dan semua orang tahu. Huhu kepengen nyicip deh, rasanya kayak gimana tuh buah-buahan langka itu. :D

    BalasHapus
  11. Wah unik² banget buahnya. Bener buah langka seperti itu memang harus dilestarikan, jangan sampai punah. Klo dijual di supermarket harganya mahal kali ya. Mantap mas Hanif 👍

    BalasHapus
  12. masyallah aku baru tahu ada durian segemoy itu ... kecil mungil nan gemesin yak ... masyallah keren2 banget yaaaa ..

    BalasHapus
  13. Wah sangat menarik mengetahui begitu banyak buah-buahan endemik yang ada di pulau Kalimantan dan tidak ada di pulau Jawa tempat saya tinggal dan memang harus dilestarikan tidak hanya soal budidaya tapi juga konsumsinya karena saat ini orang-orang lebih mudah mendapatkan buah-buahan impor dibandingkan dengan buah-buahan lokal dan usaha beliau ini memang patut mendapatkan penghargaan karena tidak mudah

    BalasHapus
  14. Unik ya..
    Karakter sosok mas Hanif ini. Karena terbiasa di tanah Jawa, begitu ke Kalimantan malah berasa "area bermain" yang menyenangkan dan membuat beliau merasa "hidup".

    Program Tunas Meratus semoga bisa terus digalakkan sehingga hasil hutan Kalimantan bisa semakin lestari dan dikenal semakin luas oleh masyarakat Indonesia.

    BalasHapus