KBA Alue Naga Aceh, Potret Mak-Mak Nelayan Tiram Yang Setangguh Cut Nyak Dhien


"Jak, woe! Uroe ka seupot," teriak seorang ibu mengajak kawannya pulang.
Yang dipanggil, menggeleng pelan.
"Hase jih menteng nit. Hasilnya baru sedikit,” jawabnya dengan tubuh menggigil.
Kulit kaki tangannya terasa keriput akibat berendam berjam-jam di laut. Tubuhnya mati rasa. Ia berusaha menguatkan diri..

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Perempuan Tangguh Alue Naga

Ya, kedua ibu ini adalah nelayan tiram di Desa Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh atau sekitar 30 menit perjalanan dengan mobil.

Tiram sudah dilepas dari ban bekas

Tiram adalah kelompok kerang-kerangan yang cangkangnya pipih dan berkapur dan banyak ditemukan di laut.

Tiram sangat lezat dan bergizi tinggi sehingga cocok sekali dijadikan sumber protein untuk anak-anak. Tiram kaya akan protein, zat besi, zinc serta asam amino. Rasa nikmat dan gizi yang lengkap sebanding dengan cara mendapatkannya yang sulit.

Berawal dari Keprihatinan

Untuk berburu tiram, para perempuan tangguh ini harus mencari dengan cara yang ekstrim, yaitu berendam  berjam-jam saat air laut sedang surut.

Pekerjaan yang berbahaya bagi seorang lelaki sekalipun. Mereka bisa terluka kena kulit tiram yang tajam atau jatuh sakit karena terlalu lama kedinginan di dalam air.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Mas Ichsan Rusydi Aktivis Rumoh Tiram

Ya, kebanyakan yang menjadi nelayan tiram adalah para janda yang kehilangan suami terenggut tsunami. Mereka harus mengerahkan segenap tenaga untuk mencari nafkah. Tak jarang, anak-anak pun turut membantu.

Kawasan Gampong Alue Naga adalah desa yang paling parah terkena dampak tsunami tahun 2004 silam. Pantai Alue Naga yang menjadi tujuan wisata favorit di Banda Aceh luluh lantak. Pohonnya bertumbangan. Tak hanya daerahnya hancur berantakan, penduduk yang meninggal ataupun hilang pun tak sedikit.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Keindahan pantai Alue Naga
 jadi daya tarik wisata

Karena prihatin dengan situasi ini, seorang aktivis bernama Syardani Muhammad menjadi pelopor teknologi rumah tiram di waduk Gampong Tibang-Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Syardani Muhammad yang sering disapa Tengku Jamaica menemukan teknologi budidaya dengan menggunakan ban bekas sebagai rumah tiram.

Caranya ternyata sangat sederhana. Mereka membuat rumah tiram  berukuran 3x6 dengan diameter pipa tiga cm sedangkan tingginya disesuaikan dengan tinggi air laut saat pasang surut. Satu rumah tiram dapat menampung 300 collector berupa ban bekas.

Metode Budidaya Tiram Yang Sederhana

Setelah rumah tiram dipasang, barulah disebarkan bibit kerang di sekitar lokasi tambak tadi. Karena sifat tiram untuk menempel, maka ia akan menempel pada ban bekas dan keranjang.

Untuk mendapatkan tiram yang siap panen, hanya butuh waktu sekitar 4-5 bulan. Cangkang tiram bisa seukuran telapak tangan orang dewasa!

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Metode budidaya Rumoh Tiram

Ketika kerang sudah siap panen, nelayan tiram kini tak perlu berendam lama-lama. Mereka cukup mengangkat ban bekas dan keranjang tadi ke daratan. Maka, terlihatlah ratusan tiram yang menempel pada media ban. Tinggal dilepaskan saja!

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Panen Tiram di Alue Naga

Masya Allah, metode sederhana namun sangat efektif, ya. Para nelayan tiram tak perlu berendam lama-lama.

Metode sederhana Tengku Jamaica kemudian disebarluaskan oleh dosen Kelautan Unsyiah Pak Ichsan Rusydi di kalangan nelayan tiram. Untuk menemukan media yang tepat pun butuh proses trial and error yang panjang, lho. Ia pernah mencoba menggunakan bambu tapi gagal karena bahan tersebut tak tahan air laut dan  cepat keropos.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Mak-mak tangguh nelayan tiram

Metode ini memungkinkan para nelayan menghasilkan tiram melimpah dengan beban pekerjaan lebih ringan.

“Memanusiakan manusia,” menurut Pak Ichsan Rusydi yang mendapat penghargaan Satu Indonesia Award 2016 dari Astra untuk inovasinya. Tak hanya itu, Astra juga menyumbangkan gerobak untuk mengangkut tiram yang dipanen ke rumah.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Anakpun turut bekerja membantu ibu 

“Sebelum ada bantuan, kereta dan lainnya, setelah berendam mengumpulkan tiram, kami masih harus mengangkut ember berisi tiram di kepala sejauh lima kilometer,” ujar seorang ibu nelayan tiram, penuh haru. Bisa dibayangkan betapa lasat perjuangan para Srikandi Alue Naga ini..

Terpilih Menjadi Kampung Berseri Astra

September 2017 lalu,  Astra yang menggandeng Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sepakat memilih Gampong Alue Naga sebagai Kampung Berseri Astra ke-65. Kedua pihak, Astra dan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala bergandengan tangan untuk membina Gampong Alue Naga.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Alue Naga Menuju Desa Sejahtera 

Dalam pengembangan Kampung Berseri Astra, ada 4 pilar yang menjadi fokus yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan yang menjadi kontribusi sosial Astra.

Untuk proses pemilihan KBA, Astra akan memilih daerah yang sudah memiliki usaha atau program mandiri. Jadi, Astra akan mendukung kegiatan warga kampung berseri agar lebih produktif dan inovatif.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Alue Naga mayoritas pelaut 

Dalam hal ini, masyarakat Alue Naga sudah memiliki usaha budidaya tiram secara  turun-temurun walaupun masih dengan cara tradisional.

Desa Alue Naga adalah sebuah desa di ujung pesisir pantai Laut Aceh dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Syiah Kuala. Desa ini terdiri dari empat dusun yaitu Dusun Bunot, Kuntara, Musafir dan Podi Amat.

Sembilan puluh persen penduduknya adalah pelaut dan mencari nafkah dengan melaut. Melaut menjadi sebuah keahlian yang diwariskan turun-temurun dari satu generasi ke generasi.


KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Hasil tangkapan nelayan 

Sayangnya, mereka tidak memiliki sumber daya untuk melaut seperti perahu dan alat penangkap ikan. Sehingga mereka harus menyewa dengan sistem bagi hasil.

Peyek Tiram produksi warga Alue Naga Aceh

Astra ingin membina warga masyarakat Gampong Alue Naga agar lebih mandiri dan maju. Salah satu caranya adalah membudidayakan tiram dengan metode rumah tiram, mengajarkan pengolahan tiram serta usaha lainnya.

Alam adalah Rumah Kita, Nak

Masyarakat Alue Naga hidup menyatu dengan alam. Laut adalah rumah mereka, tempat mencari nafkah dan penghidupan keluarga. Keindahan Pantai Alue Naga  akan membuat kalian rindu untuk kembali ke sini.

Sungguh, Tak tersisa jejak bahwa 14 tahun lalu alam yang mereka sayangi bergejolak, tsunami menghancurkan segala yang mereka miliki. Harta benda bahkan anggota keluarga.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Jumat bersih waktunya kerja bakti

Namun, ada satu yang tak terenggut. Semangat baja para pejuang, walaupun kehidupan tak selalu memberi rasa manis untuk mereka.

Masyarakat Alue Naga bangkit, tak ingin menyerah dengan kondisi yang serba kekurangan dan penuh nestapa saat itu. Masyarakat Alue Naga bertekad untuk hidup lebih baik. Para ibu tegar ini punya cita-cita agung, anak mereka bisa bersekolah tinggi.

Ya, Alam adalah rumah yang harus dipelihara.
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar adalah hal mutlak. Bukanlah pesan Rasulullah SAW, kebersihan adalah  sebagian dari iman?

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Para ibu yang ingin melakukan perubahan
didesanya

Warga Alue Naga rutin melakukan Jumat Bersih secara rutin. Kebiasaan kerja bakti digalakkan kembali agar lingkungan rumah sehat dan nyaman.

Pengurus KBA juga menginisiasi kebun hijau untuk ditanami warga. Bercocok tanam selain membuat lingkungan lebih hijau dan segar, hasilnya juga dapat dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan gizi, bahkan dijual.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Panen jahe 

Warga Alue Naga mulai menanam jahe di kebun. Alhamdulillah, Astra membantu dengan memberikan bibit tanaman jahe untuk warga. Mereka bergotong-royong menanam bibit tersebut dengan antusias.

“Kapan panennya, Mak?” tanya seorang bocah, berbinar.
Mak tertawa lepas.
“Baru saja jahenya kita tanam, Nak,”

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Penebaran bibit udang windu 

Agar ekosistem laut terjaga, dilakukan pula penebaran benur udang windu di laut Alue Naga sebanyak satu juta bibit. Sungguh, Mereka begitu mencintai alamnya.

Warga Gampong Belajar Berbisnis

Untuk menumbuhkan semangat wirausaha masyarakat, diadakan pelatihan bisnis di Alue Naga dengan mengundang para praktisi bisnis alias pengusaha lokal. Pelatihan diadakan di rumah Ibu Mariana, salah satu warga desa. Pelatihan ini diikuti oleh para ibu dan mahasiswa Syiah Kuala.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Pelatihan bisnis mengolah tiram

Salah seorang mentor pelatihan bisnis ini, tak bosan  mengingatkan para peserta pelatihan agar memiliki bisnis sendiri sekecil apapun, “Jangan kita yang meminta, tapi kita yang harus memberi,”

Ya, prinsip tangan di atas ini yang membekas di hati warga Alue Naga.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Belajar membuat keripik tiram

Warga Alue Naga dan Mahasiswa berbaur
Dalam pelatihan wirausaha

Setelah panen, tiram biasanya dijual mentah sehingga harganya tidak terlalu menggembirakan. Agar bernilai tambah, tiram lebih bagus jika diolah menjadi produk makanan.

Untuk itu, warga Alue Naga diberi pelatihan untuk mengolah tiram dan ikan menjadi makanan lezat. Tiram bisa diolah menjadi saus tiram, sate tiram hingga kerupuk tiram yang nikmat. Produk makanan ini dikemas rapi dan dijual sehingga bernilai ekonomi tinggi.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Keripik tiram kak Mar produksi Alue Naga

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Keripik tiram renyah dan gurih

Salah satu yang mencuri perhatian masyarakat Aceh adalah produk kerupuk tiram Kak Mar yang dibuat oleh warga kampung Alue Naga. Rasanya enak dan kemasannya juga menarik. Cocok sekali untuk dijadikan buah tangan para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.

Kesehatan adalah Kunci

Kesehatan adalah modal utama manusia. Karena sadar pentingnya kesehatan, pengurus KBA Alue Naga bekerja sama dengan pihak puskesmas dan  posyandu gencar mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Rutin posyandu demi kesehatan balita

Warga diajari bagaimana menjaga kebersihan badan dengan mandi dua kali sehari, rajin mencuci tangan sesudah beraktivitas dan sebelum makan, buang air pada tempatnya, dan banyak lagi.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Pengukuran kepala di posyandu 

Kegiatan posyandu rutin dilaksanakan dengan agenda penimbangan berat badan balita, pengukuran lingkar kepala dan pemberian vitamin. Diadakan juga penyuluhan kesehatan seperti bagaimana cara mencegah demam berdarah dan lainnya. Astra memberi bantuan berupa alat kesehatan pada Posyandu Kasih Ibu sebagai bentuk dukungan.
Raih Cita-Citamu, Nak!

Pendidikan menjadi bagian dari 4 pilar Astra. Pendidikan adalah kunci meraih masa depan. Pendidikan juga jalan mengangkat derajat kehidupan manusia.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Siswa SDN 72 Alue Naga

Di Alue Naga, anak-anak tak jarang terpaksa  putus sekolah karena harus bekerja membantu orangtuanya. Biasanya mereka menjadi nelayan dan pergi melaut menantang bahaya untuk mencari nafkah.

Karena itu, Astra berusaha memotivasi para siswa sekolah dan orang tuanya untuk terus bersemangat belajar dan meraih prestasi. Orang tua juga harus berperan aktif menemani anak belajar di rumah. Tak ada yang tak mungkin. Generasi gemilang berbingkai syariat akan terwujud. Insya Allah, Kelak anak Alue Naga pun bisa menjadi pemimpin bangsa.

KBA Alue Naga Aceh dan Rumoh Tiram
Penerima Beasiswa Lestari Astra

Tak hanya itu, Astra memberikan bantuan beasiswa lestari untuk 37 anak Alue Naga untuk tingkat SD, SMP dan SMA. Diharapkan dengan bantuan ini anak-anak semakin lancar dan bersemangat menuntut ilmu.

“Harapan itu masih ada,” ucap seorang Ibu berkaca-kaca memeluk anaknya yang menerima beasiswa.  

“Terima kasih, Astra!” gemuruh teriakan anak-anak Kampung Berseri Astra Alue Naga, bahagia.

Sungguh, Takkan ada yang bisa mengalahkan kekuatan tekad seorang ibu. Berbahagialah Alue Naga memiliki perempuan-perempuan setangguh Cut Nyak Dhien. (Kontributor: Bagus Priyambada, Ungaran)

Sumber Foto:
Banda Aceh

Posting Komentar

18 Komentar

  1. KBA Astra ini ada di seluruh pelosok negri ya mba. Semangat warganya juga luar biasa, ingin lebih berdaya dengan memaksimalkan hasil laut hingga menghasilkan produk yang beragam

    BalasHapus
  2. Keren ibu-ibunya kreatif dan strong banget, yang kaya gini nih perlu dibantu pemerintah dan swasta agar desanya makin maju :)

    BalasHapus
  3. Sampai sekarang, yg aku tahu, tiram jadi olahan saos tiram. Belum pernah konsumsi tiram secara langsung. Kemana aja ya, guwehh?

    BalasHapus
  4. Ah semoga usaha para ibu di Alu Naga semakin maju. Produk tiramnua semakin bervariasi dan lancar penjualannya. Amin

    BalasHapus
  5. Ya Allah, nangis aku mbak liatnya. The power of emak2 emang luar biasa

    BalasHapus
  6. Keren ya KBA Astra ini. Mereka gak cuma kasih uang atau barang aja, tapi juga mendampingi dan menuntun warga agar bisa mandiri dan berkembang. Saluttt 👍👍

    BalasHapus
  7. Masyaallah...perjuangan para perempuan..alhamdulillah sekarang ada metode yang meringankan beban kerja mereka ya...

    BalasHapus
  8. Kerupuk tiram. Waaahh, ejie penyuka kerupuk nih. Bisa ntar nyicip kerupuk tiramnya. Hhheheh

    BalasHapus
  9. wah bener juga ya,, drpada mereka nyari menyelusuri hutan mangrove dan muara sungai..lebih baik budidaya aja..
    semoga lancar terus usahanya mereka

    BalasHapus
  10. Keren banget, semoga bisa menambah nilai ekonomi yang lebih baik

    BalasHapus
  11. Salut banget dengan semangat ibu ibu Alu Naga mencari nafkah. Dampak tsunami bener bener terasa ya.

    BalasHapus
  12. Indonesia 60 persennya adalah laut. Makanya eksplorasi kekayaan laut sangat penting. terutama untuk kesejahteraan nelayan. Empat jempollah!

    BalasHapus
  13. memanusiakan manusia, kalimat yg nancep bener buat aku. Barakallahu untuk Tengku Jamaica yg menemukan metode pembudidayaan ini ya mbak, dan yg menyebarluaskannya. Makin mantap didukung Astra!

    BalasHapus
  14. Program yang keren dari Astra... Meningkatkan kreativitas dan ekonomi masyarakat.

    BalasHapus
  15. Luar biasa. Bagus sekali programnya

    BalasHapus
  16. Desa tersebut dijadikan teladan bagi rakyat Indonesia. Salut selalu.

    BalasHapus