Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Morning Sedulur,

Dua minggu lalu, aku dan teman-teman healing-healing di Kota Lama Semarang. Kami jalan-jalan berkeliling Kota Lama walaupun udaranya sedang panas banget, haha. Setelah lelah berkeliling, kami mampir di Sai Ramen yang letaknya masih di Kota Lama. Kata Sai berasal dari Bahasa Jepang yang artinya Lagi, jadi Sai Ramen ya Ramen Lagi. Unik ya!

Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Kalau anak-anakku lebih sering makan udon dibandingkan ramen. Meski sama-sama berasal dari Jepang, Mi Udon dan Ramen memiliki perbedaan yaitu tekstur mi berbeda. Kalau udon, bentuknya memanjang dan lebih tebal dibandingkan mi ramen. Mi ramen teksturnya mirip mi ayam biasa ya. 

Nah, Kedai ramen ini rekomendasi Winda yang sering mengajak anak-anaknya makan di sana.Sai Ramen ini hadir di beberapa kota di Indonesia diantaranya Bandung, Bogor dan Bekasi. Kedainya di Bogor tak jauh dari rumah orangtuaku. Keunggulan ramen ini adalah kuh kaldunya yang gurih dan khas banget. 

Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Keunikan Sai Ramen di Kota Lama ini adalah mereka menempati bangunan tua peninggalan zaman Belanda yang sudah dipugar. Ya, banyak gedung di Kota Lama ini menjadi cagar budaya dan setelah direnovasi bisa dipergunakan kembali untuk jadi kafe, restoran, museum dan lainnya. Vibenya berbeda dengan bangunan biasa yang masih baru. Vintage banget. 

Sai Ramen ini berlokasi di Jalan Letjen Suprapto No. 61, berseberangan dengan Indomaret Point dan Gelato Matteo. Saat memasuki bangunan kedainya, aku terpesona dengan arsitekturnya yang khas zaman Kolonial Belanda banget. Berasa sedang naik mesin waktu ke masa lalu. Dipadukan dengan desain interior yang Jepang banget klop deh. 


Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Kedai ramen Sai Ramen ini pun didesain khas Jepang banget yaitu konsep ramen bar sederhana. Meja kayu dan bangkunya terpasang mengelilingi bar tempat para kru kedai meracik ramen pesanan pengunjung. Disediakan teko berisi teh ocha yang bisa kita ambil kapan saja gratis. Berbagai stiker dan flyer menarik ala Jepang ditempel sepanjang dinding bar. 

Sebelum duduk, kami disapa kru kedai dan dipersilakan memesan makanan dan minuman melalui vending machine. Jika bingung cara memesannya, bakal dibantu oleh kru yang bertugas kok. Kamu bisa memesan makanan dan minuman kesukaanmu atau meminta rekomendasi menu best seller dari kru. Kamu bisa membayar dengan QRIS, tunai ataupun debet kartu. 


Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Menu yang dijual cukup beragam mulai dari ramen beragam topping hingga menu pendamping seperti katsu, gyoza dan eby fry.  Bahkan ada makanan manis seperti macaroon bisa kamu pesan, lho. Harga ramen tergantung isinya mulai dari Rp37.500. Kami memesan ramen sesuai selera. Aku memesan Curry Katsu Ramen yang berisi ayam katsu dengan kuah kari yang kental. Kamu bisa menambahkan sebutir telur di ramenmu. Temanku memesan Aokara Chicken Ramen. Untuk minumnya, kami tidak memesan karena ingin minum teh ocha saja setelah ngopi di Point Coffee.

Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Sai Ramen Kota Lama Semarang, Makan Ramen Sambil Menikmati Suasana Tempo Dulu

Kami berempat pun duduk di bagian dalam kedai, soalnya tempatnya lebih teduh. Ada lantai dua juga untuk menikmati makanan tapi saat itu masih ditutup karena renovasi. Kami ngobrol ngalor-ngidul sambil beristirahat rasanya nyaman banget berada di dalam kedai setelah berjam-jam kepanasan. Tak lama, pesanan kami pun datang. 

Sayangnya, aku lupa memotret pesanan temanku buat diulas. Sudah keburu lapar dan buru-buru ingin makan. Rasa minya kenyal dan enak, kuah kaldunya gurih, kental, dan kari banget. Buat muslim dan muslimah tak perlu ragu makan ramen di sini karena sudah punya sertifikat halal dari MUI ya. Semoga tulisan ini bermanfaat ya, Sedulur!




Posting Komentar

0 Komentar