Morning Sedulur,
Sabtu lalu (14/09), aku mengajak
anak-anak ke Festival Kota Lama Semarang. Festival dengan tagline Heritage in
Diversity ini diadakan setiap tahun dan tentu saja berlokasi di Kota Lama,
Semarang. Festival ini sudah berlangsung sejak 2012 dengan tema besar Kuno Kini
Nanti.
Untungnya, tahun ini aku sempat
mengunjungi festival yang berlangsung 5-15 September ini. Festival ini ternyata
banyak mengundang minat wisatawan lokal dan asing untuk berkunjung ke Kota
Lama.
Baca Juga: Pasar Antik Klitikan di Kota Lama
Baca Juga: Sei Ramen Kota Lama
Jalan ini adalah pusatnya Kota
Lama. Tempat keramaian berada. Sudah lama tak mampir ke Kota Lama, halte BRT
yang tak jauh dari Gereja Blenduk sudah tak ada, hiks. Jadi, kalau mau naik Bus
BRT harus jalan kaki agak jauh ke Halte Kota Lama tempatku turun tadi.
Ternyata, Gereja Blenduk sedang
ada perbaikan hingga konstruksi bambu memenuhi kubahnya. Suasananya
mengingatkanku pada Malioboro, entah mengapa. Kecuali, jalanan di Kota Lama
lebih estetik karena gedung-gedung tuanya yang jadi cagar budaya nampak
memesona.
Puluhan bahkan ratusan orang berjalan kaki menyusuri jalan-jalan kecil di Kota Lama. Turis asing pun lalu-lalang. Ada yang duduk bercengkrama di Taman Srigunting. Berfoto-foto di depan Gedung Marba. Ada pula yang menyewa kebaya Jawa untuk berfoto ria hanya Rp5000 saja, murah meriah kan?
Gedung-gedung peninggalan zaman
Belanda yang sudah dipugar masih menampakkan wajah aslinya dalam versi yang
lebih bersih dan rapi. Sepanjang jalan bisa ditemui rumah makan seperti warung
sate kambing, restoran Ikan Bakar Cianjur, serta kedai-kedai kopi di dalam
bangunan eksotik. Bahkan minimarketnya pun unik karena berada di gedung
peninggalan zaman Belanda.
Kami memasuki Gedung Oudetrap yang sudah dipugar menjadi cantik. Dulunya, gedung ini adalah gudang rempah di masa lalu. Lalu, sempat terlantar dan nyaris rusak. Kini, gedungnya sering digunakan untuk berbagai acara seperti pameran, pementasan dan banyak lagi.
Kami masuk ke Gedung Oudetrap untuk melihat pameran Pikat Wastra Nusantara yang diresmikan Pak Sandiaga Uno. Aku tertarik banget melihat blus dan gaun batik dan kain tradisional lainnya karya perancang busana kawakan, Samuel Wattimena.
Baca Juga: Semarang Art Gallery
Selain itu, ada pula berbagai jenis kain batik, blus, hingga tas-tas dari kain batik yang memikat produksi berbagai UMKM di Jateng. Tampil pula, baju-baju karya perancang muda dari Sekolah Susan Budiharjo. Sayangnya, nggak sempat nonton fashion shownya hari Rabu lalu.
Setelah itu, Alde berfoto ria di
Taman Srigunting, dia sedang belajar memotret. Kami melewati seorang kakek
pemain saksofon. Di dekatnya ada tempat saksofon berisi uang dari penonton.
Wah, berasa di Eropa ini, hehe. Alunan saksofonnya memeriahkan suasana sore
itu.
Kami terus berjalan dan memasuki Pasar Sentiling. Pasar ini berisi gerai-gerai dari restoran, rumah makan dan warung legendaris di Semarang dan sekitarnya. Pasar ini adalah bagian dari festival Kota Lama yang ditunggu-tunggu masyarakat karena aneka kulinernya penuh nostalgia dan legendaris.
Sebut saja Toko Oen Semarang yang
menjual aneka kue jadul. Terus, ada gerai Bebek Sinjay Madura, Empal Gentong
dan Tahu Gejrot Mang Darma, hingga Kentang Lumpur Panggang dan Jeniper, Jeruk
Nipis Serai yang nikmat. Bikin bingung deh pilihnya mau makan dan minum apa
saking banyak pilihannya.
Sayangnya, metode pembayarannya hanya bisa dengan QRIS, untuk tunai bisa top up kartu di kasir. Sedangkan gesek kartu debet tidak bisa. Huhu, pilu deh karena saat itu aku nggak bawa ponselku yang ada QRIS. Uang tunai pun terbatas karena aku bawa kartu debet, wkwkw.
Setelah puas keliling Pasar Sentiling,
aku makan di ayam bakar dekat Gelato Matteo, hihi, Harganya terjangkau dengan
uang tunai ngepas yang kubawa, wkwkw. Sebelumnya, tanya dulu harganya takut
duitku nggak cukup. Haha. Habis makan, baru deh tarik tunai di minimarket,
hihi.
Kami salat magrib di musala Polsek di seberang rumah makan ayam bakar. Anak-anak kutawari gelato menolak karena masih kenyang. Ternyata, jalanan ini ditutup setelah Magrib, malam minggu jadi kita bisa jalan kaki dengan nyaman tanpa takut tertabrak motor.
Kami lalu berjalan kaki kembali ke
Gereja Blenduk. Kerumunan orang makin ramai. Hati-hati dengan ponsel dan barang
bawaanmu ya. Ada banyak fotografer menawarkan berfoto di berbagai sudut Kota
Lama. Sebagai turis lokal dari Ungaran, kami pun berfoto. Hasilnya cakep juga,
hihi.
Kami lalu mampir panggung
Folklore yang malam itu menampilkan tari-tarian khas Nias. Ada atraksi lompat
batu yang unik dari Komunitas Nias. Pertunjukannya cukup menegangkan karena
penari lelaki bergantian melompati batu, bahkan ada yang mengajak penonton
untuk berbaring diatas batu dan dilompati berkali-kali. Seram! Acara Folklore
ini berlangsung tiap malam selama festival dan meriah penontonnya. Selain pertunjukan
seni dan budaya, ada berbagai lomba selama festival seperti lomba foto. Sayangnya,
festival ini sudah selesai kemarin. Jika kalian terlewat kemeriahannya, jangan
lupa berkunjung ke Festival Kota Lama Semarang tahun depan, ya!
20 Komentar
Akhirnya aku kesampaian juga mbak ke Kota Lama malam hari, sulit banget selama ini keluar malamnya untuk ke sini. Seru ternyata ya.
BalasHapusMakin malam makin ramai ya mba ternyata. Sayangnya aku ga kulineran di kota lama padahal sesekali cobain enak ya
Wah, tulisan tentang Festival Kota Lama Semarang ini bikin nostalgia banget! Suasana klasik kota tua yang penuh sejarah bener-bener terasa, apalagi kalau jalan-jalan di antara bangunan heritage yang keren-keren. Selain itu, festival ini emang juaranya buat bikin kita lebih kenal budaya lokal lewat musik, seni, dan kuliner tradisionalnya. Seru banget bisa ngeliat sisi lain dari Semarang yang unik dan Instagramable abis. Jadi pengen datang tahun depan dan ikutan eksplor! Makasih udah sharing pengalaman seru ini!
BalasHapusKeren banget acaranya bertahan lebih dari 10 tahun. Semoga aja tahun-tahun berikutnya masih ada. Bisa betah seharian saya kalau ke acara seperti ini.
BalasHapusJadi setiap tanggal dan bulan apa mbak festival kota lama semarang? Harus kumpulin dana dulu nih huhu
BalasHapusWaaaaahhhh, jadi pengen jalan-jalan malam di Semarang :) Suasananya beda banget dengan siang hari. Anak-anak mbak Dedew sudah remaja ya, sama seperti anak-anakku hehehe. Itu aneka rempah cukup banyak ya dijajakan. Ada Pasar Sentiling yang belum sempat aku kunjungi. Meriah banyak kuliner lezat, pemusik hebat, iya ya berasa di Eropa nih.
BalasHapusMba..aku berasa keliling kota lama juga lho 😍 belum pernah ke kota Semarang aku , pengen banget deh. Nambah pangen abis baca blognya mba.. bismillah semoga secepatnya bisa main ke semarang
BalasHapusYaah sayang banget festivalnya sudah selesai, padahal besok paksu mau ke Semarang besok lho, ada dinas di sana selama seminggu. Semoga next time bisa ngerasain experience ke festival ini tahun depan. Mana tahu kan aku dan keluarga bisa pergi semua ke sana sekalian ketemu mbak Dewi 😍
BalasHapusPerginya sore2 ya? Kl pagi2 ke sini bisa ketemu bapak Anang yang menawarkan jasa foto pay-as-you-wish , tapi rekan2nya juga ada sih utk sore hari. Memang bener loh, kl sudah semakin sore nih, Kota Lama Semarang tambah rame. Jadi mesti hati2 sama barang bawaan.
BalasHapusWah, makanannya lengkap juga sampai ada bebek Sinjay Madura :) Sayang banget pas aku ke sini di bulan Agustus belum ada acara seperti ini
Sayang banget aku belum pernah kesampaian mengikuti meriahnya acara festival serupa di Kota Lama Semarang. Cuma emang tujuanku kalau lagi suntuk di kosan tu ya salah satunya Kota Lama saat tinggal di Semarang tuh
BalasHapusSeruuuu mbaaa 😍😍😍. Aku tuh paliiing suka Ama acara begini, di mana ada banyak stand jualan UMKM, ada banyak makanan, dan pertunjukan. Itu acara lompat batu Nias, aku blm pernah liat langsung di Nias, malah diadain di Semarang yaa 😄👍
BalasHapusSayang metode payment ga banyak. Skr ini pun aku selalu tanya dulu tiap mau bayar sesuatu. Bisa pake apa aja. Krn aku sendiri paling sering pakai kartu. Qris baru dipake kalo jalan Ama suami 😂😂. Biar dia yg bayar maksudnya 🤭
Wahhh ternyata kota lama makin malam makin ramai juga yaa...jadi semacam malioboro kalo di jogja yaa mbaa...
BalasHapusAku pengen banget ke kota lama ini..dl dh pernah cuma blm bener2 ekplore gitu secara waktu itu bawa anak cilik2 dan beramai2 jadi gak terlalu fokus hehe..
Mg next pas kesana pas ada festival kayak gini ya jadi biar makin berasa meriahnya :)
Alhamdulillah nemu ATM buat tarik tunai ya mba, jaman sekarang agak ribet ya kalau metode pembayaran hanya bisa satu atau dua aja. QRIS doang misalnya, debet gak bisa, atau tunai doang, non tunai nggak bisa. Soalnya sekarang kan ada 2 kubu nih, tim tunai dan tim non tunai 😂 walau demikian nggak memgurangi keseruan di sana ya, ambiencenya nostalgic banget di malam hari..
BalasHapusAsyik ya Mbak Dedew bisa ke festival kota lama Semarang. Di sana juga ada pameran daan pantes bagus karena karyanya pak Samuel Wattimena. Asyik juga karena yg dijual gak hanya makanan khas jawa tengahan tapi juga ada bebek madura dan makanan dari daerah lain.
BalasHapusFestival Kota Lama 2024 benar-benar komplit! Ada musik, pertunjukan seni, dan kuliner yang bikin ketagihan. Acara ini membuktikan bahwa Kota Lama bukan hanya sekadar bangunan tua, tapi juga pusat kehidupan budaya yang sangat kaya.
BalasHapusBaca artikel mba Dew, aku tuh jadi keingitan sama wish list sebelum pandemi. Pengen banget menyaksikan keseruan dan kemeriahan Festival Kota Lama Semarang. Sayangnya belum kesampaian.
BalasHapusMelalui tulisan mba Dew, aku jadi tercerahkan dan dapat banyak info menarik nih. Semoga saja tahun depan bisa kesana. Takjub aku sama harga sewa baju kebaya, murmer sangat ya. Ini judulnya kulineran sambil pelesiran bareng dua anak tersayang 🥰 seru dan bahagia liat posenya.
asik ya kalau kota yang kita tinggali punya banyak kawasan bersejarah seperti Kota Lama Semarang gini, bangunan di sekitarnya juga masih terlihat bagus, kadang ada area yang dibiarkan tetep dengan dinding bata merah, jadi kalau difoto makin cakep
BalasHapusaku suka liat pertunjukan dari daerah asal yang ada di Indonesia, seperti loncat batu nias, meskipun bukan batu niasnya asli, tapi kita jadi tahu juga gimana perjuangannya buat loncatin sebuah batu
Kota Lama Semarang menjadi destinasi wajib dikunjungi saat ke Semarang ya mbak
BalasHapusAku saat ke Semarang juga menyempatkan diri menjelajahi kota lama
Seru, berasa nostalgia zaman dulu
Kota lama Semarang itu bagus banget ya konsepnya sekarang sangat mendukung pariwisata dengan berbagai macam atraksinya, apalagi Ada festival seperti ini yang pasti bisa membuat para pengunjung lebih terhibur. next time saya juga mau lebih lama mengeksplore kota lama Semarang ini karena terakhir ke sana sebentar banget
BalasHapusKa Dew, Kota Lama Semarang tuh memang ga diijinkan ada kendaraan bermotor yaa..
BalasHapusMemang bener yang punya Semarang sih iniii.. Soalnya dari sekian banyak foto, meski ada acara yang ramee pisaan, banyak orang berlalu lalang, tapi fotonya ka Dew gak ada yang boncos.. Caakkeepp~
Semarang ternyata penuh cerita ya mbak.. apalagi makin malam, makin seru pulak hehehe
BalasHapusAku liatnya jadi keingetan kota tua kalo pas di Jakarta. Suasananya mirip mbak, tapi aku belum pernah coba main sampe malem kayak gini. Entah buka apa nggak ya