Ada Semarang Contemporary Art Gallery di Kota Lama. Morning Sedulur, tahu tidak Semarang punya galeri seni yang kece? Duh, Mimin Semarang Coret pun baru tahu!
Sumber foto www.galerisemarang.com |
Pertama berkunjung ke sini bareng Lestari karena ikut workshop Travel n Blog 3 bersama blog traveler kondang kayak Ary Mozta, Fahmi Anhar dan Ariev Rahman. Kami bertugas menulis artikel wisata on the spot. Alias saat itu juga.
Suasana galeri semarang |
Ternyata, gedungnya saja merupakan peninggalan zaman Kolonial Belanda dan sudah direstorasi.
Tiket masuk & brosur galeri |
Setiap pengunjung membayar tiket dan punggung tangan dicap. Galeri ini buka setiap hari dari pukul 10.00-16.00, dengan tiket masuk yang murah-meriah. Hanya Rp.10.000,-
Menikmati |
Galeri dua lantai ini terletak di Jalan Taman Sri Gunting, berada di sebelah barat Gereja Blenduk yang tersohor. Letaknya agak nyempil. Jadilah, banyak yang tidak tahu galeri ini. Kalah pamor dengan Gereja Blenduk dan Taman Srigunting, hehe.
Semarang Contemporary Art Gallery didirikan tahun 2001 di pusat kota Semarang. Dan pada tahun 2008 menempati sebuah gedung bersejarah di Jalan Taman Srigunting. Ya, gedung yang ditempati sekarang ini.
Tribute untuk Simoncelli |
Gedung bergaya Spanyol Kolonial ini awalnya adalah bangunan kantor yang berdiri tahun 1918. Terakhir, dijadikan Pabrik Sirup Fresh.
Pemilik galeri, Chris Darmawan seorang kolektor seni merenovasi gedung yang keadaannya sangat mengenaskan ini di tahun 2007.
Wow, tentu butuh biaya besar sekali ya untuk merenovasinya. Alhamdulillah, Pak Chris peduli pada kelestarian bangunan kuno yang bersejarah. Hingga kita bisa menikmatinya saat ini.
Ramai pengunjung remaja |
Galeri ini berisi karya seni kontemporer dari seniman Asia, terutama Indonesia. Didirikan untuk mengakrabkan dunia seni rupa pada khalayak umum. Saat kami kesana, sudah ramai pengunjung terutama remaja.
Ya, mereka datang untuk foto-foto tapi tak sedikit juga yang mematung di depan sebuah lukisan, berusaha memahami artinya *uhuk uhuk. Suatu perkembangan menggembirakan bagi dunia seni kita. Sebuah galeri menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi.
Manusia di roda perubahan jaman |
Oh iya, galeri ini diganti koleksinya secara berkala. Pihak galeri juga sering mengadakan pameran seni. Seperti ikut serta dalam Biennale Jateng November 2016 lalu.
Yang menarik perhatianku saat berkunjung ke sana adalah karya Erik Pauhrici dengan judul Untitled. Karya yang dibuat tahun 2010 ini bergambar seorang pemuda menatap teguh. Uniknya, lukisan ini dibuat dengan teknik sulaman. Bukan media yang biasa-biasa saja, kan.
Untitled dibuat dari rajutan |
Deep polluted sea Edi Hara |
Saat kami berkunjung, karya seni yang dipajang lebih menarik dan banyak jumlahnya. Salah satunya karya Agus Suwage. Perupa nyentrik kelahiran April 69 menampilkan salah satu karyanya yang unik.
Saat pameran, pengunjung lebih ramai dan koleksinya lebih banyak. Buku-buku karya NH. Dini bahkan pernah dipajang sebagai bagian dari pameran. Ya, jadi tidak melulu karya seni lukis atau patung ya, yang dipajang disini.
Oh iya, di dekat pintu masuk galeri Semarang, ada pintu yang mengarah menuju taman kecil di samping galeri. Disitu juga dipajang beberapa patung.
Yang unik, antara lain patung manusia yang tingginya sekitar tiga meter dengan posisi miring ala iklan minuman energi.
"Ma, ini maksudnya apa?"
Mimin jadi garuk-garuk jilbab memandangi sebuah lukisan berjudul Golden Face karya Soni Irawan.
"Ngg..apa ya kak?"
Hm, nggak mesti mengerti makna sebuah karya seni untuk menikmatinya..
Jadi, buat Sedulur yang ingin mencari tempat wisata alternatif di Semarang, kunjungi deh Semarang Contemporary Art Gallery di Kota Lama, Semarang. Kenali karya seniman lokal Indonesia lebih dekat!
Saat pameran, pengunjung lebih ramai dan koleksinya lebih banyak. Buku-buku karya NH. Dini bahkan pernah dipajang sebagai bagian dari pameran. Ya, jadi tidak melulu karya seni lukis atau patung ya, yang dipajang disini.
Patung ala mizone di taman Galeri |
Oh iya, di dekat pintu masuk galeri Semarang, ada pintu yang mengarah menuju taman kecil di samping galeri. Disitu juga dipajang beberapa patung.
Yang unik, antara lain patung manusia yang tingginya sekitar tiga meter dengan posisi miring ala iklan minuman energi.
Mimin jadi garuk-garuk jilbab memandangi sebuah lukisan berjudul Golden Face karya Soni Irawan.
"Ngg..apa ya kak?"
Hm, nggak mesti mengerti makna sebuah karya seni untuk menikmatinya..
Jadi, buat Sedulur yang ingin mencari tempat wisata alternatif di Semarang, kunjungi deh Semarang Contemporary Art Gallery di Kota Lama, Semarang. Kenali karya seniman lokal Indonesia lebih dekat!
3 Komentar
Eh mau, artistik pisan mau mau aku suka banget yang berseni2 gini hehe
BalasHapusWaktu ada festival la mota lama, kan ikutan bersukaria walk, galerynya sayang udah mau tutup hanya kebagian brosur, gak bisa masuk ke dalam deh, pengen masuk ke dalam jadinya 😊
BalasHapusbagus banget art gallery nya. tapi kalo saya belum tahu cara menikmati karya seni begitu. Paling liat liat aja, ga terlalu menikmati. salam. ayahbloggerdotcom
BalasHapus